JAKARTA - Langkah transformasi besar dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) melalui penerapan Kebijakan Sistem Manajemen Terintegrasi (SMT). Kebijakan ini menjadi tonggak penting dalam penyatuan berbagai sistem manajemen berbasis ISO yang selama ini dijalankan secara terpisah di masing-masing unit kerja.
Melalui kebijakan baru ini, Adhi Karya berupaya menghadirkan sistem tata kelola yang lebih efisien, terukur, dan adaptif terhadap perkembangan industri konstruksi modern. Sistem ini juga menjadi landasan bagi perusahaan dalam membangun budaya kerja yang transparan, akuntabel, dan berbasis inovasi digital.
Penerapan SMT sebagai Pilar Inovasi dan Efisiensi
Penerapan SMT ini resmi ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi (SKD) tentang Kebijakan Sistem Manajemen Terintegrasi. Melalui keputusan tersebut, perusahaan merumuskan pendekatan baru yang mampu menghubungkan seluruh aspek manajemen — mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan — dalam satu kerangka kerja yang menyeluruh.
Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson, menjelaskan bahwa sistem baru ini memungkinkan integrasi seluruh proses, dokumentasi, serta mekanisme audit internal dan eksternal secara lebih efisien. “Penerapan SMT merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mengedepankan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas dalam setiap proses bisnis,” ujarnya.
Menurutnya, integrasi sistem manajemen ini akan menjadi fondasi penting bagi Adhi Karya untuk terus beradaptasi dengan dinamika industri dan memastikan seluruh aktivitas operasional berjalan sesuai standar Good Corporate Governance (GCG).
Digitalisasi Sistem Manajemen untuk Pengawasan Real-Time
Langkah strategis ini juga ditandai dengan pemanfaatan platform digital terintegrasi yang mendukung pengelolaan dokumen, proses audit, serta evaluasi kinerja secara real-time. Sistem berbasis digital ini memungkinkan setiap unit bisnis untuk beroperasi lebih responsif terhadap perubahan dan lebih efisien dalam menjalankan proses manajemen.
Dengan sistem terintegrasi ini, laporan dan data audit dapat diakses dengan cepat oleh manajemen tanpa harus melalui proses manual yang berbelit-belit. Hal ini tidak hanya meningkatkan efektivitas kerja, tetapi juga memperkuat prinsip transparansi dan akuntabilitas yang menjadi kunci dalam penerapan tata kelola korporasi yang baik.
Entus menegaskan bahwa penerapan digitalisasi manajemen ini juga mendukung target perusahaan untuk mewujudkan operasional yang berkelanjutan dan adaptif terhadap era transformasi teknologi industri 4.0.
Komitmen Adhi Karya terhadap Good Corporate Governance (GCG)
Sebagai perusahaan BUMN yang berperan besar dalam pembangunan infrastruktur nasional, Adhi Karya menempatkan Good Corporate Governance (GCG) sebagai pilar utama dalam setiap langkah strategisnya. Melalui penerapan Sistem Manajemen Terintegrasi (SMT), seluruh prinsip GCG seperti transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan kewajaran dapat diimplementasikan secara lebih sistematis dan menyeluruh.
“Integrasi sistem manajemen ini menjadi fondasi bagi Adhi Karya untuk terus berinovasi dan memastikan seluruh aktivitas operasional berjalan sesuai standar tata kelola yang baik,” kata Entus. Ia menambahkan bahwa kebijakan ini juga menjadi bagian dari upaya perusahaan untuk memperkuat kepercayaan para pemangku kepentingan, baik dari sisi pemerintah, investor, maupun masyarakat luas.
Langkah ini memperlihatkan bagaimana Adhi Karya tidak hanya fokus pada hasil proyek fisik, tetapi juga pada peningkatan kualitas tata kelola internal yang menjadi dasar keberlanjutan jangka panjang.
Sinergi Organisasi dalam Satu Kerangka Manajemen
Sebelum kebijakan ini diberlakukan, sistem manajemen di Adhi Karya masih dijalankan secara terpisah antara satu unit dan unit lainnya. Setiap divisi memiliki standar operasional dan mekanisme audit sendiri yang kerap kali menyebabkan tumpang tindih proses serta inefisiensi dalam koordinasi.
Melalui penerapan Sistem Manajemen Terintegrasi (SMT), seluruh unit kini berada di bawah satu sistem yang saling terkoneksi. Hal ini memungkinkan proses bisnis berjalan lebih konsisten dan efektif karena seluruh informasi dan laporan dikelola melalui satu pintu yang sama.
Dengan demikian, setiap keputusan yang diambil manajemen dapat didasarkan pada data yang akurat, terkini, dan mudah diverifikasi. Integrasi ini juga mempercepat alur komunikasi antarunit, mengurangi risiko kesalahan administratif, dan memudahkan perusahaan dalam menghadapi audit eksternal.
Inovasi dan Adaptasi Menuju Budaya Perusahaan yang Unggul
Visi Adhi Karya untuk menjadi korporasi inovatif dan berbudaya unggul tercermin jelas melalui penerapan sistem manajemen baru ini. Dengan mengintegrasikan seluruh proses kerja ke dalam satu sistem, perusahaan dapat memantau efektivitas operasional secara berkelanjutan sekaligus mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
Penerapan SMT juga diharapkan mampu memperkuat budaya perusahaan yang adaptif terhadap perubahan zaman. Melalui sistem digital dan evaluasi berbasis data, perusahaan dapat mengukur kinerja dengan lebih objektif serta mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia di setiap level organisasi.
Langkah ini juga menjadi sinyal kuat bahwa Adhi Karya siap menghadapi tantangan kompetisi global di sektor konstruksi dengan mengedepankan profesionalisme dan efisiensi berbasis teknologi.
Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan dan Daya Saing Global
Dalam jangka panjang, penerapan Kebijakan Sistem Manajemen Terintegrasi akan memberikan dampak positif terhadap efisiensi biaya, peningkatan produktivitas, serta konsistensi mutu pekerjaan di seluruh proyek Adhi Karya. Dengan sistem ini, perusahaan memiliki kerangka kerja yang lebih solid dalam menghadapi berbagai tantangan proyek berskala besar di masa depan.
Langkah transformasi ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong digitalisasi dan efisiensi di lingkungan BUMN. Adhi Karya menegaskan bahwa kebijakan SMT bukan hanya sekadar inovasi administratif, melainkan juga bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat daya saing global perusahaan di industri konstruksi dan infrastruktur.
“Sebagai langkah strategis dalam memperkuat penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan meningkatkan efisiensi operasional di seluruh lini bisnis,” tambah Entus menegaskan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan.
SMT Jadi Fondasi Kuat Transformasi Adhi Karya
Melalui penerapan Kebijakan Sistem Manajemen Terintegrasi (SMT), Adhi Karya menegaskan keseriusannya dalam membangun tata kelola korporasi yang kuat, efisien, dan berorientasi masa depan. Sistem ini tidak hanya menjadi alat manajemen, tetapi juga simbol perubahan menuju perusahaan modern berbasis inovasi dan transparansi.
Dengan fondasi tata kelola yang solid dan dukungan teknologi digital, Adhi Karya kini berada di jalur yang tepat untuk memperkuat kinerjanya di tingkat nasional maupun internasional. Langkah ini menjadi bukti nyata bahwa transformasi internal adalah kunci untuk menghadirkan pertumbuhan berkelanjutan dan keunggulan kompetitif di era industri global.
 
                     
             
                   
                   
                   
                   
                   
                  